Salah satu yang berkesan dari perbandingan dan cengkerama biasanya adalah teag siapa murabbi (MR). diranah sinilah saat mengasyikkan sekaligus menggelikan. Diranah sinilah dimulainya kehati-hatian.
  • Dari pengalaman saya, tak banyak dari reka-rekan yang bersikap tertutup dan menutupi jika membicarakan siapa MR nya, tapi tidak jika membicarakan MR rekan yang lain. Ketertutupan dan tersirat adanya kebanggaan; menggapai cita rasa kesuksesan saat mampu menyembunyikan siapa MR; sekaligus tahu siapa MR rekan yang lain.
Benar. Saat ditanya dengan siapa talaqqi,cenderung menutupi, sambil tersenyum. Entah kenapa. Dan ternyata ini adalah kebiasaan orang-orang yang liqo atau tarbiyah. Saya sendiri ‘gak tahu kenapa begitu. Konsensus bersama atau tradisi ya..? Padahal, rasanya di awal liqo atau tarbiyah dulu, ‘gak ada penekanan dari MR saya untuk meng-hiddenkan jati diri MR.
Apa semua kader tarbiyah begitu adanya? Wallahu ‘alam. Dan diseberang sana? (baca: akhwat)? ‘Gak tahu juga. Tapi saya pernah diberitahu oleh MR (akhwat) yang beliau pada suatu waktu akan memberi liqo beberapa nama (ada sesuatau yang saya harus titipkan ke mutarabbinya) ..dan tak ada masalah atau rasa sungkan membeberkan nama-nama tersebut kepada saya. Kesimpulan sementara saya, tak ada kekhawatiran bila MR nya diketuhui orang lain.
Namun entahlah dikalangan para kader tarbiyah yang maskulin….rata-rata malah agar jangan sampai yang lain tahu siapa MR nya, meski sudah rahasia umum si fulan liqo ma siapa dan dimana. Malahan rekan-rekan si fulan juga. Tapi masih saja ada senyum simpul saat ditanya siapa MR nya. Ehe..
How about we?

Comments (0)