Setiap pernyataan membutuhkan pembuktian. Cinta dan ketaatan kita kepada Sang Khalik juga memerlukan bukti. Pembuktian ini kadang memerlukan pengorbanan. Pengorbanan itulah yang nantinya akan membuktikan adanya kondisi hati kita yang akan dinyatakan lagi oleh amal. Semua pengorbanan kita akan dan hanya akan bermakna jika dilandasi keikhlasan. Dan kadang kala keikhlasan kita tak harus dibarengi penghargaan. Disinilah diuji sesungguhnya keikhlasan kita.
Ikhlas tanpa puji dan
Idhul adaha adalah salah satu ajang pembuktian ketaatan kita pada Allah. Pada saat itu dituntut pengorbanan dan tidak ada puji. Bahkan akan terasa sekali dituntut pemahaman perintang tentang pengorbanan dan pekerjaan-pekerjaan kita. Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepadanya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untuku agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu…[22:37]. Karena ada hari esok yang akan membalasi amal dan pekerjaan-pekerjaan kita. Ada gantinya yang lebik baik dan selalu terbaik bagi pribadi yang ikhlas.
Mengkondisikan agar amalan kita ikhlas karena Allah itu sulit dan memerlukan pengorbanan. Dan tidak sedikit hati yang akhirnya dipermainkan keadaan Syurga adalah buah dari amal yang ikhlas. Keikhlasan yang akan menjadi tenaga amal. Amal yang membuat pekerjaan-pekerjaan kita memiliki arti. Dan amal yang membuat hidup ini tak sekedar hidup.


Comments (0)